Proses Seleksi Apparel Baru Timnas Indonesia Semakin Mengerucut
Manajer Umum PT Garuda Sepak Bola Indonesia (GSI), Marsal Masita, menyampaikan bahwa proses seleksi merek apparel baru untuk Timnas Indonesia semakin mengerucut. Sebelumnya, terdapat tujuh merek yang mengikuti tender pada pertengahan Juli lalu, namun kini jumlah peserta telah berkurang.
Pernyataan ini disampaikan oleh Marsal saat diwawancarai wartawan di Garuda Store, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Senin, setelah acara “Pokémon Conference Soccer Plans for Indonesia 2025”. Ia menegaskan bahwa pengumuman apparel baru timnas akan segera dilakukan, meskipun ia tidak merinci merek-merek yang masih dalam proses seleksi.
“Jumlahnya mengerucut. Lebih sedikit dari tujuh,” ujar Marsal. “Artinya ada beberapa putaran. Kita masih dalam proses dan segera sesuai tenggat waktu, para peserta akan diberitahu apakah mereka terpilih atau tidak.”
Sebelumnya, pada pertengahan Juli, PSSI melalui GSI menggelar tender untuk sponsorship apparel tim nasional sepak bola dan futsal Indonesia periode 2026–2030. Pada tahap awal, tujuh merek ternama resmi mengikuti tender, yaitu Adidas, Erspo, Kelme, Masagi, Puma, Riors, dan Warrix. Ketujuh merek tersebut telah mengirimkan proposal resmi yang mencakup penawaran komersial, portofolio produk, rencana aktivasi, serta komitmen dukungan terhadap timnas selama masa kerja sama.
Selain itu, ketujuh peserta juga telah melakukan sesi presentasi yang digelar pada 22-25 Juli lalu. Kini, dengan jumlah peserta yang semakin mengerucut, Marsal menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan sesi presentasi tahap kedua.
Kriteria Penilaian untuk Presentasi Tahap Kedua
Marsal menjelaskan bahwa kriteria penilaian untuk presentasi tahap kedua mencakup beberapa aspek penting. Pertama, kualitas bahan dan apparel harus terbaik, memperhatikan teknologi terkini yang tersedia saat ini.
“Kita ingin timnas memiliki kualitas terbaik. Itu dulu ya. Kualitas bahan terbaik, kualitas apparel terbaik. Itu dulu. Dengan teknologi yang ada hari ini. Kan udah banyak sekali tuh,” jelas Marsal.
Selain itu, pihaknya juga mempertimbangkan komponen lain seperti logistik, distribusi, dan penawaran finansial. “Yang kedua, ya tadi PSSI juga memikirkan harusnya keseluruhan komponen. Karena enggak cuma produksinya, di mana di handle logistiknya, di mana di handle distribusinya, termasuk penawaran finansialnya. So, overall itu ada komponennya, ada bobot-bobotnya. Nah, itu yang kita nilai,” tambah dia.
Persyaratan Royalti Penjualan Jersi
Dalam kesempatan yang sama, Marsal menegaskan bahwa adanya royalti penjualan jersi ke timnas dan pemain tetap menjadi persyaratan wajib. Sebelumnya, Erspo memberikan 7 persen royalti kepada PSSI dan 10 persen kepada pemain berdasarkan jumlah penjualan sesuai name set.
“Kita pas sama Erspo juga meminta itu sebagai persyaratan. Dan itu persyaratan tender kami. Itu juga ada. Kenapa? Agar PSSI punya kemungkinan berapa sih jersi yang laku? Karena selama ini, nggak tahu kita, berapa juta jersi yang dijual,” jelas Marsal.
Kontrak antara timnas dan Erspo akan berakhir pada Februari 2026. Kerja sama dengan apparel olahraga milik Muhammad Sadad itu terjalin dua tahun sejak Februari 2024. Meski ada kemungkinan pihaknya mengganti apparel timnas ke merek lain, Marsal juga tidak menampik bahwa bisa saja timnas akan bertahan dengan Erspo jika mereka bisa memberikan kualitas terbaik sesuai yang diinginkan Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
“Ya hari ini kan kita punya komitmen dengan Erspo hingga Februari 2026. Kebetulan Erspo juga ikut dalam proses tender. Saya gak bisa bicara kaitannya dengan proses tender,” ucap Marsal. “Karena evaluasi yang mereka selama ini lakukan, juga termasuk pertimbangan kami ke depannya. Ketum juga menanamkan terus ke kami bahwa, ‘timnas harus dapat produksi yang terbaik’,” tambah dia.
Pengumuman apparel baru timnas dikabarkan akan diumumkan pada pertengahan bulan ini. Nantinya, pengumuman pemenang akan disampaikan langsung melalui situs dan media sosial resmi PSSI.