Makmus

News All U Need

Masih Banyak yang Tidak Tahu Talasemia! Ini Upaya Pemkab Batang Membuka Mata Masyarakat

Kolaborasi Pemerintah dan POPTI untuk Mengurangi Penyakit Talasemia di Kabupaten Batang

Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, telah mengambil langkah penting dalam upaya menekan penyebaran penyakit talasemia. Kerja sama yang dilakukan dengan Perhimpunan Orang Tua Penyandang Talasemia Indonesia (POPTI) bertujuan untuk mewujudkan program Zero Talasemia. Program ini berfokus pada pencegahan dan edukasi terkait penyakit genetik yang memengaruhi produksi hemoglobin.

Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Batang, Faelasufa Faiz Kurniawan, menyampaikan bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami secara mendalam apa itu talasemia. Ia berharap kerjasama yang lebih erat dengan POPTI dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya melalui kegiatan posyandu. Dengan adanya pendidikan yang lebih baik, masyarakat akan lebih mudah memahami risiko dan cara mencegah penyakit ini.

Pemerintah daerah menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung pemberantasan talasemia. Salah satu caranya adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat dan memperkuat sinergi bersama POPTI. Kolaborasi ini juga diharapkan menjadi wadah bagi kader posyandu untuk menerima informasi lengkap tentang talasemia. Dengan bekal pengetahuan tersebut, para kader dapat aktif menyebarkan informasi dan memberikan imbauan pencegahan kepada warga sekitar.

Meski menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan program ini, pemerintah tetap berupaya keras untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini dan pencegahan talasemia. Langkah-langkah seperti sosialisasi dan pelatihan rutin diharapkan dapat membantu masyarakat lebih waspada terhadap penyakit ini.

Ketua POPTI Cabang Kabupaten Batang, Nety Widjayanti, menegaskan bahwa kerjasama ini merupakan langkah awal penting dalam membangun masyarakat yang lebih paham cara mencegah talasemia. Ia menyoroti peran penting deteksi dini melalui pemeriksaan darah. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya menghindari pernikahan antara dua orang yang memiliki sifat pembawa talasemia agar bisa memutus rantai penularan penyakit ini.

Menurut Nety, upaya pencegahan sangat penting karena biaya pengobatan talasemia cukup tinggi. Dengan mencegah penyebaran penyakit ini, masyarakat tidak hanya menghemat biaya tetapi juga dapat hidup lebih sehat dan berkualitas.

Strategi dan Tantangan dalam Implementasi Program Zero Talasemia

Program Zero Talasemia memerlukan strategi yang terencana dan berkelanjutan. Salah satu strategi utama adalah penguatan edukasi melalui berbagai media dan forum komunitas. Dengan memanfaatkan posyandu sebagai pusat layanan kesehatan masyarakat, pemerintah dan POPTI berupaya menciptakan lingkungan yang ramah terhadap pencegahan penyakit genetik ini.

Selain itu, kolaborasi antara pihak pemerintah dan organisasi seperti POPTI juga memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat dan relevan. Hal ini sangat penting mengingat talasemia sering kali tidak diketahui atau dipahami dengan benar oleh masyarakat luas.

Tantangan utama dalam menjalankan program ini termasuk kurangnya akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dan kesadaran yang masih rendah. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah dan POPTI terus berupaya memperluas jangkauan edukasi serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program pencegahan.

Dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, harapan besar dapat terwujud dalam bentuk penurunan angka kasus talasemia di Kabupaten Batang. Program ini tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga pada kualitas hidup seluruh masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *