Kementerian Kebudayaan Siap Dukung Pengakuan UNESCO untuk Kota Padang
Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha, menyatakan bahwa pihaknya siap mendukung dan memperjuangkan pengakuan internasional terhadap kota Padang sebagai Kota Gastronomi. Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Indonesia Creative Cities Network (ICCN) 2025 yang berlangsung di Padang.
Giring menekankan bahwa pengakuan dari lembaga internasional seperti UNESCO akan menjadi kebanggaan bersama dan sekaligus meningkatkan martabat kebudayaan Indonesia di dunia. Ia menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan status tersebut dengan tegas.
“Kita siap memperjuangkan Padang sebagai Kota Gastronomi yang diakui UNESCO,” ujarnya saat berbicara di salah satu hotel berbintang di Padang pada Jumat (8/8/2025). Menurutnya, kekayaan kuliner khas Padang memiliki potensi besar untuk dikenal secara global.
Ia juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki modal kuat untuk menjadi negara super power dalam bidang kebudayaan. Lima elemen penting menjadi penopang utamanya, yaitu inspirasi, konsistensi, model, ruang ekspresi, dan apresiasi. “Jika semua ini berjalan beriringan, kebudayaan kita akan semakin berdaya dan diakui dunia,” tambahnya.
Giring memberikan contoh keberhasilan tarian Kecak di Bali yang lahir pada tahun 1930 dan kini telah mendunia berkat kolaborasi dan sinergi antar pemangku kepentingan. Hal ini menjadi bukti bahwa kebudayaan yang dikelola dengan baik dapat menjadi daya tarik yang luar biasa.
Momentum Penting Rakornas ICCN di Padang
Rakornas ICCN di Padang menjadi momen penting bagi para insan kreatif dari berbagai daerah. Sekitar 90 peserta berkumpul untuk bertukar gagasan, merancang langkah-langkah besar, serta mengembangkan ide-ide yang berakar pada kekayaan budaya lokal.
Giring menilai bahwa karya dan kreasi tidak akan berkembang tanpa adanya ruang ekspresi yang memadai. Oleh karena itu, ia melihat ICCN sebagai jembatan strategis antara komunitas masyarakat dan pemerintah daerah dalam menciptakan ruang-ruang ekspresi publik yang lebih banyak, layak, dan inklusif.
Selain itu, ia mengajak seluruh delegasi dari berbagai kabupaten dan kota untuk bekerja sama dalam melestarikan budaya. Menurutnya, pelestarian tidak cukup hanya menjaga warisan, tetapi juga harus memberdayakan budaya agar memiliki nilai ekonomi dan daya tarik bagi generasi muda.
“Dengan kolaborasi seperti ini, kita bisa memajukan kebudayaan bersama-sama. Kementerian Kebudayaan siap menjadi mitra dalam setiap langkah ICCN untuk menguatkan budaya di daerah,” tegasnya.
Masa Depan Budaya yang Inklusif dan Berkelanjutan
Giring menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, komunitas, dan pelaku seni dalam membangun masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Ia menilai bahwa kebudayaan yang dikelola dengan baik dapat menjadi sumber kebanggaan dan pertumbuhan ekonomi.
Dalam rangka mengoptimalkan potensi kebudayaan, ia menyarankan penguatan infrastruktur pendukung, seperti pusat-pusat kreativitas, galeri seni, dan ruang-ruang publik yang ramah bagi karya-karya seni.
Selain itu, Giring juga menyoroti pentingnya pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai budaya. Dengan membangun kesadaran ini, generasi muda akan lebih mudah terlibat dan tertarik untuk menjaga serta mengembangkan budaya lokal.
Dengan dukungan penuh dari Kementerian Kebudayaan, harapan besar ditujukan pada upaya-upaya yang dilakukan oleh ICCN dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang kaya akan kebudayaan.