Kejuaraan Sambo Dunia 2025 di Indonesia: Persiapan dan Harapan Besar
Indonesia akan menjadi tuan rumah dari ajang kejuaraan sambo dunia yang sangat bergengsi, Youth and Junior World Sambo Championship 2025. Ajang ini akan diselenggarakan oleh PP Persambi, sebagai induk olahraga sambo di tanah air, di JSI Resort Megamendung, Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 1 hingga 6 Oktober 2025 mendatang.
Dalam kejuaraan ini, terdapat sebanyak 37 nomor pertandingan yang akan dipertandingkan, baik untuk kategori putra maupun putri. Untuk kategori remaja, peserta harus berusia antara 16 hingga 18 tahun, sedangkan untuk junior, usia peserta berkisar antara 18 hingga 20 tahun. Selain itu, ada juga kategori combat sambo yang akan diperlombakan, menambah variasi dalam kompetisi ini.
Sebanyak 500 peserta dari 60 hingga 80 negara diharapkan ikut serta dalam ajang ini. Dengan jumlah peserta yang cukup besar, kejuaraan ini diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pusat pengembangan olahraga bela diri sambo di Asia.
Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Sambo Seluruh Indonesia (PP Persambi), Krisna Bayu, menyatakan bahwa persiapan untuk kejuaraan ini sudah berjalan dengan baik. Menurutnya, seluruh pengurus telah bekerja maksimal untuk memastikan kesuksesan acara tersebut. “Kami sudah bekerja lama untuk mempersiapkan kejuaraan dunia ini dan kita memang fight untuk menjaga kehormatan bangsa,” ujar Krisna Bayu saat konferensi pers di kawasan Senayan, Jakarta, Rabu (6/8).
Federasi beladiri sambo internasional (FIAS) juga memberikan dukungan penuh untuk kejuaraan ini. Mereka menyediakan matras, baju, hingga pelindung kepala untuk pertandingan nanti. Namun, pihaknya masih menunggu arahan dan bantuan dari pemerintah, khususnya Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). “Kami Persambi adalah organisasi yang dilindungi oleh undang-undang. Merupakan tanggung jawab saya untuk meminta bantuan pemerintah. Kami sudah meminta audiensi ke pemerintah, mungkin dalam waktu dekat akan diagendakan,” tambahnya.
Keyakinan Krisna Bayu tumbuh mengingat hubungan baik antara Indonesia dan Rusia dalam bidang olahraga. Hal ini ditandai oleh kerja sama yang ditandatangani ketika Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin saat berkunjung ke negara tersebut. Jika kejuaraan ini berjalan sukses, maka hubungan kedua negara akan semakin erat.
Untuk itu, dukungan penuh dari Kemenpora sangat penting agar olahraga beladiri sambo bisa terus berkembang. Bahkan, Krisna Bayu akan segera melakukan kunjungan ke Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov, untuk membicarakan masalah kejuaraan dunia dan perkembangan sambo di Indonesia.
“Kami sudah berkirim surat ke Kedubes Rusia namun karena Pak Dubes masih di Rusia maka belum bisa bertemu. Namun akan diagendakan pertemuan dalam waktu dekat untuk membicarakan kejuaraan dunia nanti,” jelasnya.
Beberapa negara seperti Filipina, Azerbaijan, Kazakhstan, Armenia, Belanda, dan Rumania telah memberikan konfirmasi partisipasi. Dari negara-negara tersebut saja, terdapat lebih dari 200 atlet plus ofisial yang akan hadir. PP Persambi masih menunggu partisipasi dari negara-negara lain melalui federasi internasional.
Mengenai atlet Indonesia, pihaknya telah melakukan program seleksi di Padang bulan lalu. Sayangnya, hingga saat ini belum ada pemanggilan pelatihan nasional (pelatnas) karena masih menunggu anggaran dari pemerintah. “Sekarang masih desentralisasi. Nanti sebulan jelang penyelenggaraan kejuaraan dunia, akan tersentralisasi sambil menunggu anggaran,” ujar Krisna Bayu.
Sekretaris Jenderal PP Persambi, Arnold Silalahi, dan Wakil Sekretaris Jenderal Budi menambahkan, atlet tuan rumah yang dipanggil untuk mewakili Indonesia berjumlah 35 orang. Mereka akan turun di kelas masing-masing. “Kami harapkan dapat medali di kejuaraan dunia nanti. Kita juga rapat dengan FIAS di Singapura lalu, hasil rapat akan ada tambahan tujuh nomor putri combat yang dipertandingkan. Jadi masih ada peluang kita untuk combat meraih medali,” kata Arnold.
Dalam beladiri sambo, terdapat dua divisi utama, yaitu sport dan combat. Untuk kategori sport, fokus hanya pada bantingan, kuncian, dan patahan. Sedangkan untuk combat, meliputi pukulan dan tendangan. “Seperti MMA (tarung bebaskan), tapi menggunakan protektor,” tambahnya.