Inovasi Tepung Cangkang Kepiting Rajungan untuk Masyarakat Desa
Di Desa Sungai Lembu, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanahbumbu, Kalimantan Selatan, sebuah inovasi baru sedang dijalankan oleh TP PKK desa. Inovasi ini bertujuan untuk memperkenalkan tepung cangkang kepiting rajungan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu yang tinggal di daerah tersebut.
Muksinatun Aminah, Ketua TP PKK Desa Sungai Lembu, menyampaikan bahwa kehadiran mahasiswa KKN dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Lambung Mangkurat (ULM) sangat membantu dalam mengembangkan inovasi ini. Ia menjelaskan bahwa sebelumnya, cangkang kepiting rajungan hanya menjadi limbah yang tidak berguna. Namun, kini cangkang tersebut bisa dimanfaatkan secara ekonomi dan kesehatan.
“Kami sangat senang dengan adanya KKN dari ULM ini. Cangkang kepiting yang dulu hanya terbuang sia-sia kini bisa bermanfaat,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa inovasi ini akan terus dikembangkan dan diperkenalkan kepada masyarakat desa, khususnya para ibu-ibu.
Menurut informasi yang diperoleh dari mahasiswa, tepung cangkang kepiting rajungan memiliki kandungan gizi yang baik, terutama kalsium. Hal ini sangat penting untuk mencegah stunting pada anak-anak. Oleh karena itu, TP PKK akan melakukan sosialisasi kepada para ibu agar mereka dapat memahami manfaat dari olahan ini.
Pengolahan Tepung Cangkang Kepiting Rajungan
Kedatangan kelompok KKN 13 Desa Sungai Lembu ke SDN Sungai Lembu bukan hanya sekadar berkunjung, tetapi juga memberikan produk olahan mereka, yaitu nugget dari cangkang kepiting rajungan. Meskipun mungkin masih asing bagi sebagian orang, nugget ini merupakan hasil dari observasi langsung oleh mahasiswa.
Proses pembuatan nugget ini melibatkan daging ikan kembung yang dicampur dengan tepung terigu, telur, bumbu halus, serta tepung cangkang rajungan. Cangkang yang digunakan telah melalui tahapan pembersihan, direbus, dijemur hingga kering, lalu digiling menjadi bubuk halus. Nugget ini juga dilengkapi dengan tambahan susu untuk meningkatkan nilai gizinya.
Diny, salah satu anggota kelompok KKN 13, menjelaskan bahwa penggunaan tepung cangkang dalam pembuatan nugget mencapai 10 persen dari total bahan. Ia menegaskan bahwa takaran ini dipilih agar tidak mengganggu kualitas adonan. Sampai saat ini, belum ada kasus alergi yang ditemukan terkait konsumsi nugget ini.
Manfaat dan Potensi Tepung Cangkang Rajungan
Aditya, perwakilan mahasiswa KKN kelompok 13, menjelaskan langkah-langkah dalam proses pembuatan tepung cangkang rajungan. Pertama, cangkang dikumpulkan dari pengepul yang sudah mengambil dagingnya. Setelah itu, dilakukan pembersihan awal untuk menghilangkan sisa daging yang menempel. Cangkang kemudian direbus menggunakan panci presto dengan suhu 40°C, lalu dijemur selama 2-3 hari tergantung kondisi cuaca.
Setelah kering, ukuran cangkang diperkecil untuk memudahkan proses penggilingan. Proses penggilingan menggunakan alat dry mill, dan tahap akhir adalah pengemasan. Dari pengolahan ini, tepung cangkang rajungan dapat digunakan sebagai bahan fortifikasi dalam berbagai olahan seperti bakso, nugget, biskuit, dan lainnya.
Selain itu, tepung ini juga memiliki potensi untuk mencegah osteoporosis karena kandungan kalsium yang tinggi. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya sebagai nilai tambah, sekaligus mengurangi limbah cangkang yang ada di desa.
Inovasi ini menunjukkan bagaimana kolaborasi antara mahasiswa KKN dan masyarakat setempat dapat menciptakan solusi yang bermanfaat. Semoga inovasi ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.