Inovasi Teknologi untuk Mempertahankan Warisan Budaya Batik Kayu
Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) telah menginisiasi upaya baru dalam melestarikan dan mengembangkan potensi pariwisata lokal di Desa Wisata Krebet, Bantul. Dengan memanfaatkan teknologi virtual reality (VR), tim berupaya memberikan wawasan serta keterampilan bagi masyarakat setempat dalam menjaga kekayaan budaya yang dimiliki.
Tim yang terdiri dari Dr. Laifa Rahmawati sebagai ketua, Indri Kurniawati, M.Sc., dan Dr. Sisca Rachmadonna, beserta mahasiswa seperti Aprilia Latifah Nur Pratiwi, Nadia Syarifa Syahida S., Pramayudha Rischo Herlambang, Shabrina Dwi Annisa, dan Ahmad Zahran Furqan, melaksanakan pelatihan intensif pada hari Sabtu (2/8/2025). Acara ini bertempat di Sanggar Punokawan dan diikuti oleh 35 peserta yang berasal dari berbagai unsur, termasuk pengelola desa wisata, tim digital, hingga karang taruna.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan dukungan hibah dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), serta didukung penuh oleh Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) UNY. Judul kegiatan yang diusung adalah PKM Virtual Reality Berbasis Ekowisata untuk Meningkatkan Daya Tarik dan Keberlanjutan Pariwisata Batik Kayu di Desa Wisata Krebet.
Desa Wisata Krebet dikenal sebagai sentra kerajinan batik kayu yang kaya akan nilai budaya. Kini, desa tersebut sedang mencoba inovasi baru dengan menggunakan teknologi VR. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan kekayaan lokal secara lebih menarik dan mendalam.
Dalam pelatihan tersebut, materi pertama membahas pendekatan inovatif melalui teknologi VR dalam mengenalkan proses batik kayu secara imersif. Di sini, VR tidak hanya menampilkan kekayaan budaya, jenis kayu, dan motif batik, tetapi juga mengintegrasikan konsep-konsep sains seperti fisika, kimia, biologi, dan matematika yang terkandung dalam proses produksi batik kayu. Kolaborasi antara teknologi dan kearifan lokal ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata dan memperkuat keberlanjutan ekonomi serta identitas budaya Desa Krebet.
Selain itu, materi kedua fokus pada pendekatan manajemen desa wisata berbasis budaya lokal melalui Community Based Tourism (CBT). Pendekatan ini menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam pengelolaan wisata, penerapan prinsip keberlanjutan (ekonomi, sosial, dan lingkungan), serta pengembangan peluang usaha kreatif berbasis atraksi budaya.
Materi ketiga memperkenalkan dasar-dasar teknologi yang mendukung sistem kerja VR, termasuk proses pembuatan konten digital dan perangkat lunaknya. Seluruh materi dirancang untuk mendorong pemikiran strategis sekaligus aplikatif.
Di akhir kegiatan, para peserta mengikuti post-test dan pengisian survei evaluatif sebagai bagian dari penguatan pemahaman. Selain pelatihan, tim juga menyerahkan sejumlah perangkat penunjang VR kepada pengelola desa, meliputi 35 unit kacamata VR (VR Box 3D), aplikasi digital VR yang mencakup sejarah desa, wahana ekowisata, katalog kerajinan, testimoni pengunjung, serta 20 buku panduan pengguna dan pengelola VR.
Penyerahan dilakukan langsung kepada Koordinator Desa Wisata Krebet, Agus Kumara Jati. Dalam sambutannya, Agus menyampaikan terima kasih atas pelatihan dan dukungan perangkat yang diberikan. Ia menambahkan bahwa desa berencana segera meluncurkan Paket Wisata VR sebagai bagian dari atraksi baru di Desa Wisata Krebet.