Pengalaman Pedagang di Pasar Aur Kuning yang Terjebak dalam Penipuan Umrah
Beberapa pedagang di Pasar Aur Kuning, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, mengungkapkan pengalaman mereka yang diduga menjadi korban penipuan umrah. Mereka menyebut bahwa selalu ada tawaran untuk berangkat ke tanah suci, bahkan hingga saat ini belum juga terwujud.
Salah satu pedagang pakaian, Syafrida (67 tahun), menceritakan bagaimana terduga pelaku bernama W sering menawarkan perjalanan umrah kepadanya. Ia mengatakan, sebelum toko miliknya berada di lokasi saat ini, W sudah mengajaknya untuk berangkat. Pada waktu itu, anaknya masih duduk di bangku sekolah, sehingga ia menolak.
Setelah anaknya lulus sekolah, W kembali datang dan menawarkan hal yang sama. Namun, Syafrida kembali menolak karena anaknya belum menikah. Akhirnya, ketika anaknya menikah dan merantau, ia memutuskan untuk mendaftar. Ia memberikan uang sebesar Rp29 juta kepada W.
Syafrida juga mengungkapkan bahwa dia memberikan uang hasil dari emas yang dibeli dengan uang arisan anaknya. Emas tersebut sempat naik harganya pada tahun sebelumnya, lalu dijual dan uangnya diberikan kepada W.
Ia mengatakan, uang tersebut diberikan pada bulan Mei 2024, dan W berjanji akan membawa dirinya berangkat pada 26 Agustus 2024. Namun, sampai saat ini, keberangkatan tersebut belum juga terlaksana.
Pihak terduga pelaku terus mengundur-undur tanggal keberangkatan. Awalnya dijadwalkan pada 28 Oktober 2024, kemudian diundur lagi ke 28 November 2024. Hingga saat ini, Syafrida masih menunggu-nunggu tanpa kejelasan.
Walaupun telah memberikan uang, Syafrida tetap dijanjikan dan diberi alasan-alasan seperti tiket hangus atau beralasan kena tipu. Namun, ia merasa tidak sabar ingin segera berangkat ke tanah suci.
Selain Syafrida, Dahlia Putri (50 tahun), seorang pedagang pakaian dalam, juga mengalami hal serupa. Ia mengatakan bahwa terduga pelaku W sering mengajaknya untuk pergi umrah melalui travel yang dimilikinya.
W menawarkan biaya murah, hotel bintang lima, dan fasilitas lengkap dengan harga yang terjangkau. Meskipun W adalah teman lama, Dahlia awalnya tidak tertarik. Namun, akhirnya ia mendaftar setelah anaknya menyarankan.
Dahlia mengungkapkan bahwa W mulai menawarkan umrah sejak Juni 2024. Ia mendaftar sebelum 20 Agustus 2024, namun hingga kini belum ada kejelasan tentang keberangkatan.
Kedua pedagang ini merupakan contoh dari banyak korban yang mengalami penipuan umrah. Mereka menunggu-nunggu janji yang tak kunjung terpenuhi, sementara uang yang telah diberikan sulit dipulangkan.
Masalah ini menunjukkan adanya praktik tidak sehat yang dilakukan oleh individu tertentu, yang memanfaatkan kesempatan untuk menipu orang-orang yang ingin menjalani ibadah umrah. Dengan semakin maraknya kasus penipuan seperti ini, penting bagi masyarakat untuk lebih waspada dan mencari informasi yang jelas sebelum melakukan pendaftaran.