Impian Stadion Megah Manchester United Menghadapi Tantangan Besar
Manchester United, salah satu klub sepak bola paling terkenal di dunia, sedang menghadapi tantangan besar dalam rencana pembangunan stadion megah yang dikenal sebagai Wembley of the North. Proyek ambisius ini digagas oleh Sir Jim Ratcliffe, pemilik minoritas klub, namun kini menghadapi kendala besar karena ketidaksepahaman harga lahan antara klub dan pemilik saat ini.
Sejak mengambil alih 27,7 persen saham Manchester United dengan investasi sebesar 1,25 miliar Pound sterling, Sir Jim Ratcliffe dan grup INEOS membawa semangat baru bagi klub. Salah satu langkah transformasional yang paling menonjol adalah rencana membangun stadion baru berkapasitas 100.000 kursi, yang akan menjadi stadion terbesar di Inggris. Proyek ini menjadi bagian dari regenerasi kawasan Trafford, yang diharapkan bisa memberikan kontribusi ekonomi hingga 7,3 miliar Pound sterling per tahun bagi perekonomian Inggris. Selain itu, proyek ini juga diharapkan mampu menciptakan 92.000 lapangan kerja dan menyediakan 17.000 unit rumah baru.
Old Trafford: Sejarah dan Perubahan
Namun, ide membangun stadion baru di sebelah Old Trafford menimbulkan perdebatan. Beberapa suporter dan legenda klub merasa bahwa renovasi total dapat mengganggu sejarah panjang yang telah dibangun sejak stadion tersebut berdiri. Namun, dukungan juga datang dari tokoh legendaris seperti Sir Alex Ferguson, yang mendukung penuh proyek ini. Menurutnya, meskipun Old Trafford menyimpan banyak kenangan spesial, klub harus berani mengambil kesempatan untuk membangun rumah baru, tempat sejarah baru bisa tercipta.
Masalah Harga Lahan: Perbedaan Terlalu Jauh
Sayangnya, rencana megah ini kini terhambat oleh masalah krusial, yaitu pembelian lahan. Untuk mewujudkan proyek ini, Manchester United perlu mengakuisisi lahan yang saat ini digunakan sebagai terminal kereta barang milik perusahaan logistik Freightliner. Lokasi strategis ini berada tepat di sebelah Old Trafford.
Negosiasi harga menemui jalan buntu. Freightliner, yang dimiliki oleh Brookfield asal Kanada, mematok harga sekitar 400 juta Pound sterling untuk melepas lahan tersebut. Sementara pihak Manchester United hanya bersedia membayar antara 40 juta hingga 50 juta Pound sterling. Perbedaan harga yang begitu besar membuat negosiasi terhenti. Klub telah secara terbuka menyatakan tidak akan memenuhi tuntutan harga setinggi itu.
Relokasi dan Opsi Lain yang Masih Samar
Freightliner bersedia memindahkan operasional mereka dari Trafford Park ke lokasi lain di dekat St Helens. Namun mereka menilai biaya relokasi dan nilai strategis lahan tersebut setara dengan angka yang mereka minta. Jika Manchester United tetap bersikeras pada penawaran yang ada, maka kebuntuan bisa berlangsung lama.
Proyek stadion baru ini dirancang oleh firma arsitektur ternama Foster + Partners dan ditargetkan rampung dalam waktu lima tahun sejak diumumkan. Namun kini, dengan negosiasi yang membeku, target itu tampaknya menjadi makin sulit dicapai.
Kepemimpinan INEOS Mulai Dipertanyakan?
Sejak masuknya INEOS ke tubuh Manchester United, banyak langkah mereka yang menuai pro dan kontra. Meski niat memodernisasi klub mendapat sambutan positif dari sebagian fans dan pengamat, keputusan-keputusan seperti penggantian manajerial, belanja pemain terbatas, hingga persoalan infrastruktur kini menjadi titik kritis.
Jika negosiasi lahan ini gagal, bukan tidak mungkin rencana stadion baru hanya menjadi wacana belaka. Di sisi lain, jika Manchester United bersikeras melanjutkan proyek, mereka bisa saja mencari lokasi alternatif—meskipun itu akan mengorbankan impian memiliki stadion megah berdampingan dengan Old Trafford.
Polemik ini memperlihatkan satu kenyataan: ambisi besar membutuhkan kompromi besar pula. Saat ini, masa depan proyek stadion baru Manchester United berada di persimpangan jalan. Apakah klub akan melunak dan menaikkan penawaran? Ataukah akan mencari jalur hukum, opsi lokasi baru, atau bahkan membatalkan proyek tersebut?
Yang pasti, mata publik kini tertuju pada langkah lanjutan Sir Jim Ratcliffe dan dewan klub. Jika stadion baru benar-benar dibangun, itu bisa menjadi monumen baru kejayaan Manchester United. Namun jika tidak, maka harapan kebangkitan dari sisi infrastruktur akan tertunda entah sampai kapan.