Perundungan di Kalangan Generasi Muda dan Upaya Pemerintah Jakarta Timur
Perundungan atau bullying masih menjadi isu yang sering dialami oleh generasi muda di Indonesia, baik di dunia nyata maupun dunia digital. Hal ini menunjukkan bahwa masalah ini tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah, tetapi juga meluas ke media sosial dan ruang-ruang virtual lainnya.
Asri Hendrasari, pemegang program Jiwa Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, menjelaskan bahwa banyak faktor yang menyebabkan perundungan di kalangan remaja. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak. Dalam acara Healthy Me Fest 2025 Aku Muda, Aku Bijak, Aku Bahagia yang diselenggarakan oleh Volvo Group di Jakarta Timur, Asri mengungkapkan bahwa dari data sekolah-sekolah, banyak anak yang hanya bisa berkomunikasi dengan orang tua selama 30 menit dalam seminggu.
“Banyak dari mereka hanya bisa berbicara sebentar karena keduanya sibuk dengan aktivitas digital,” ujarnya. Hal ini menunjukkan bahwa kesibukan teknologi dapat mengurangi waktu berkualitas antara orang tua dan anak.
Untuk mengatasi masalah ini, puskesmas di Jakarta Timur telah menyediakan layanan psikolog. Di puskesmas binaan, terdapat poli Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang melayani anak-anak usia 10 hingga 19 tahun. Banyak dari mereka awalnya mengeluhkan gejala fisik seperti pusing atau batuk pilek, namun setelah diperiksa oleh tenaga kesehatan, ternyata memiliki masalah kesehatan mental.
“Setelah kami menemukan adanya gangguan kesehatan mental, kami arahkan ke psikolog untuk memberikan konseling,” jelas Asri. Dengan demikian, layanan kesehatan mental kini lebih mudah diakses oleh para remaja.
Selain itu, dr. Herwin Meifendy, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, menjelaskan solusi lain yang dilakukan pemerintah. Pertama-tama, edukasi kepada guru-guru agar mereka memahami cara menangani perundungan. Selain itu, pihaknya juga membuka layanan telekonsultasi bagi remaja yang merasa menjadi korban bullying. Psikolog akan menjawab panggilan dan memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengevaluasi kondisi emosional.
Program ini bisa diakses melalui aplikasi JAKI, di mana pengguna bisa klik menu kesehatan dan memilih opsi konsultasi kesehatan. Selain itu, Pemprov Jakarta juga melakukan pendekatan melalui media sosial dan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital untuk memblokir situs-situs yang tidak sehat.
“Di media sosial ini cukup mengerikan. Tidak hanya remaja, bahkan anak SD pun bisa langsung terpapar link-link pornografi saat membuka internet,” tambah dr. Herwin.
Kolaborasi Volvo Group dalam Festival Edukatif
Dalam acara tersebut, Volvo Group bekerja sama dengan PT Indomobil Edukasi Utama dan organisasi Sehat Jiwa untuk menyelenggarakan Healthy Me Fest 2025. Festival ini mengusung tema “Aku Muda, Aku Bijak, Aku Bahagia” dan akan diadakan di lima kota besar, yaitu Jakarta, Makassar, Medan, Bandung, dan Balikpapan.
Healthy Me Fest dimulai dari SMKN 26 Jakarta dan akan berlanjut ke kota-kota lain sepanjang Agustus hingga September 2025. Acara ini mencakup seminar interaktif, sesi berbagi pengalaman nyata bersama penyintas, serta diskusi dengan psikolog dari Sehat Jiwa.
Dalam setiap kota, Healthy Me Fest menargetkan lebih dari 350 peserta yang berasal dari pelajar, guru, mahasiswa, dan komunitas lokal. Melalui festival ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental dan bagaimana menghadapi perundungan secara efektif.