Kehidupan Mbah Wagimun, Lansia yang Mengemis dan Menyimpan Uang Jutaan Rupiah
Mbah Wagimun, seorang lansia berusia 79 tahun, tinggal di Desa Sumberagung, Kecamatan Plaosan, Magetan. Usianya yang sudah sangat tua membuatnya kesulitan untuk mencari nafkah sendiri. Sejak kehilangan anaknya dalam operasi medis, ia hidup sendirian tanpa keluarga yang bisa menopang kehidupannya.
Setiap hari, Mbah Wagimun mengemis di berbagai tempat di Kota Magetan. Ia biasanya duduk di dekat minimarket atau di depan ATM Kantor Pos Magetan, dengan sebuah gelas bekas air mineral sebagai wadah uang sedekah dari orang-orang yang memberinya.
Uang hasil pengemisannya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Namun, ada hal yang tidak terduga saat ia diamankan oleh petugas Satpol PP Kota Magetan beberapa waktu lalu. Saat itu, Mbah Wagimun sedang mengemis di depan sebuah minimarket di Jalan Diponegoro. Petugas yang memeriksanya kaget setelah menemukan jumlah uang yang sangat besar.
Dari dalam baju dan celana yang lusuh milik Mbah Wagimun, petugas menemukan uang tunai lebih dari Rp 10 juta. Uang tersebut disimpan dalam beberapa lapis saku baju dan karung lusuh yang selalu dibawanya. Dalam pemeriksaan, Mbah Wagimun mengakui bahwa uang tersebut adalah hasil pengemisannya selama lima tahun terakhir.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Magetan, Parminto Budi Utomo, menjelaskan bahwa uang yang ditemukan adalah hasil pengemisan Mbah Wagimun selama bertahun-tahun. Ia menyebutkan bahwa uang ini diperoleh dari orang-orang yang memberinya sedekah. Meski begitu, kondisi ekonomi Mbah Wagimun tetap memprihatinkan.
Selama ini, Mbah Wagimun tinggal sendirian meskipun masih memiliki keponakan. Keluarganya akhirnya menyatakan siap merawatnya. Dengan demikian, Dinas Sosial Magetan menyerahkan perawatan Mbah Wagimun kepada keluarganya di Desa Sumberagung.
Selain Mbah Wagimun, Dinas Sosial juga mengamankan seorang lansia perempuan yang sering berkeliaran di sekitar pasar sayur Magetan. Perempuan lansia ini dalam kondisi yang memprihatinkan. Setelah mendapatkan perawatan, termasuk mandi dan pakaian bersih, ia kemudian dipulangkan ke tempat asalnya di Kelurahan Taman, Kecamatan Taman, Kota Madiun.
Parminto Budi Utomo menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kota Madiun untuk proses pemulangan perempuan lansia tersebut. Hal ini dilakukan agar kebutuhan dasar dan kesejahteraan lansia dapat terpenuhi secara optimal.
Kondisi Mbah Wagimun dan lansia lainnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah. Dinas Sosial Magetan terus berupaya untuk memberikan perlindungan dan layanan sosial yang layak bagi warga lansia yang membutuhkan. Melalui program-program seperti Karang Taruna Festival, diharapkan masyarakat lebih peduli terhadap kebutuhan para lansia di lingkungannya.
Perlu diketahui bahwa banyak lansia di Magetan masih hidup dalam kesendirian dan keterbatasan ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk saling bekerja sama dalam memastikan kesejahteraan mereka. Dengan adanya kepedulian, harapan besar dapat diwujudkan agar lansia seperti Mbah Wagimun dan yang lainnya tidak lagi hidup dalam kesedihan dan ketidakpastian.