Peran Pers di Era Disrupsi Informasi
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Yusron Hadi, secara resmi membuka Konferensi Daerah (Konferda) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTB ke-7. Acara ini berlangsung dengan hadirnya para peserta yang terdiri dari anggota PWI se-Tambora dan tamu undangan lainnya. Dalam pidatonya, Yusron menyampaikan pesan penting tentang peran strategis insan pers dalam menghadapi tantangan era disrupsi informasi.
Menurut Yusron, masyarakat saat ini sudah lebih peka dan sadar akan informasi. Oleh karena itu, wartawan diharapkan dapat menyampaikan informasi yang sehat, tidak memicu keributan, serta tidak merusak persepsi publik. Ia menekankan bahwa profesionalisme dan tanggung jawab jurnalis menjadi kunci dalam menjawab meningkatnya kecerdasan publik dalam menyaring informasi.
Media memiliki peran sentral dalam menjaga kualitas ruang publik dari paparan berita yang menyesatkan. Yusron menegaskan bahwa wartawan adalah penjaga gerbang informasi. Dalam kondisi arus informasi yang sangat deras, peran wartawan menjadi semakin penting dan strategis.
Yusron juga menyampaikan dukungan penuh Pemerintah Provinsi NTB terhadap PWI, terutama dalam upaya merapikan keanggotaan dan meningkatkan mutu jurnalis lokal. Ia menegaskan bahwa jurnalisme berkualitas akan turut memperkuat jalannya pembangunan di NTB. Dukungan media sangat penting agar hajatan besar pembangunan NTB dapat tercapai.
Lebih lanjut, Yusron menyoroti tantangan besar yang dihadapi dunia pers saat ini, termasuk penyebaran hoaks dan informasi tidak akurat akibat disrupsi teknologi. Ia mengingatkan agar insan pers tidak mudah terbawa arus, melainkan mampu menjaga integritas profesinya di tengah tekanan digitalisasi.
Wartawan harus lebih selektif, lebih hati-hati, dan selalu berpegang pada etika serta verifikasi. Di tengah banjir informasi, suara wartawan yang bertanggung jawab akan menjadi penyejuk publik. Yusron berharap Konferda ke-7 ini melahirkan kepengurusan PWI NTB yang solid dan mampu menjaga marwah organisasi.
Ia menekankan bahwa keberadaan PWI harus menjadi motor penggerak jurnalisme yang berintegritas di daerah. Ini bukan sekadar ajang pergantian pengurus, tapi momen penting untuk mengukuhkan kembali komitmen jurnalisme yang berkualitas dan berpihak pada kebenaran.
Konferda PWI NTB ke-7 menjadi ajang refleksi dan evaluasi, sekaligus upaya kolektif untuk mendorong media yang semakin adaptif, kredibel, dan memberi manfaat bagi pembangunan serta kehidupan demokrasi di Nusa Tenggara Barat. Dengan semangat dan komitmen yang kuat, PWI NTB diharapkan mampu menjadi pelopor dalam menjaga kualitas jurnalisme di wilayah ini.