Jenazah Marsma TNI Fajar Adrianto Tiba di Rumah Duka
Jenazah Marsma TNI Fajar Adrianto akhirnya tiba di rumah duka yang terletak di Jl. Triloka XI No. K14, Kompleks TNI AU, Pancoran, Jakarta Selatan, pada Minggu (3/8) sekitar pukul 15.20 WIB. Kedatangan jenazah disambut dengan penghormatan dari sejumlah pasukan militer. Peti mati berwarna putih dibawa masuk ke rumah duka dengan iringan pasukan TNI AU.
Ibu dan keluarga almarhum turut serta mengiringi jenazah hingga masuk ke dalam rumah. Di depan rumah duka, puluhan karangan bunga tampak rapi berjejer, berasal dari berbagai instansi, lembaga, hingga perorangan yang turut berduka atas wafatnya salah satu putra terbaik TNI AU. Para pelayat juga terus berdatangan ke rumah duka di kawasan Pancoran ini. Hingga saat ini, pihak keluarga masih dalam kondisi berduka dan belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai insiden yang menimpa Marsma Fajar.
Kronologi Jatuhnya Pesawat Marsma TNI Fajar Adrianto
Insiden nahas terjadi pada Minggu (3/8) di kawasan Ciampea, Kabupaten Bogor. Pesawat sipil jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) jatuh saat sedang melakukan latihan.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsma TNI I Nyoman Suadnyana menjelaskan, pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB. Penerbangan tersebut merupakan bagian dari latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara sebagai upaya pembinaan dan pemeliharaan kemampuan. Namun, sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat hilang kontak. Tak lama, pesawat ditemukan jatuh di dekat Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana, Desa Benteng, Kecamatan Ciampea.
Kedua awak pesawat segera dievakuasi ke RSAU dr. M. Hassan Toto. Sayangnya, Marsma Fajar dinyatakan meninggal dunia setibanya di rumah sakit. “Namun, Marsma TNI Fajar Adriyanto dinyatakan meninggal dunia saat tiba di rumah sakit,” terang Nyoman.
Latihan ini merupakan bagian dari kegiatan rutin FASI yang dibina langsung TNI AU. Marsma Fajar bertugas sebagai pilot dan didampingi co-pilot bernama Roni. “Pesawat telah dilengkapi Surat Izin Terbang (SIT) dengan nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja, dan merupakan sortie kedua hari itu. Kondisi pesawat dinyatakan laik terbang,” jelas Nyoman.
TNI AU telah mengerahkan seluruh unsur terkait untuk mengevakuasi korban dan mengamankan lokasi jatuhnya pesawat.
Profil Marsma TNI Fajar Adrianto, Red Wolf yang Pernah Terlibat Intersepsi Pesawat Tempur AS di Langit Bawean
Marsma TNI Fajar Adrianto merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) 1992 dan dikenal luas sebagai penerbang tempur F-16 dengan call sign Red Wolf. Semasa hidupnya, almarhum pernah menduduki berbagai posisi strategis, seperti Komandan Skadron Udara 3, Danlanud Manuhua, Kadispenau, Kapuspotdirga, Aspotdirga Kaskoopsudnas, dan Kapoksahli Kodiklatau.
Dia juga tercatat dalam sejarah pertahanan udara Indonesia karena pernah terlibat dalam intersepsi terhadap dua jet tempur F/A-18 Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean pada 2003.
“Atas nama keluarga besar TNI AU, kami menyampaikan duka cita yang mendalam. Semangat, keteladanan, dan pengabdian beliau akan menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga langit Indonesia,” imbuh Nyoman.