Peristiwa Tragis di Bendungan Sangraja, Seorang Bocah Tenggelam dan Meninggal Dunia
Pada hari Minggu (3 Agustus 2025), terjadi peristiwa yang sangat menyedihkan di Bendungan Sangraja, Kelurahan Cigasong, Kecamatan Cigasong, Majalengka. Seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun ditemukan meninggal dunia setelah tenggelam saat sedang bermain di area bendungan.
Korban yang bernama M. Kaffa Bihi Juwahid merupakan seorang pelajar dari Bumi Cikal Asih, Desa Cikalong, Kecamatan Sukahaji. Saat kejadian, ia sedang bermain bersama beberapa temannya di sekitar aliran sungai yang melintasi kawasan bendungan. Menurut informasi yang didapatkan, awalnya korban bermain di tepian bendungan yang dangkal untuk mencari udang dan kerang air tawar. Namun, karena kurang berhati-hati, ia kemudian berpindah ke bagian sungai yang lebih dalam.
Pukul 09.50 WIB, Kaffa mulai mencari udang dan kerang di area yang dangkal. Dalam proses tersebut, ia terpeleset dan langsung terseret arus. Meski sempat ditolong oleh teman-temannya, upaya penyelamatan gagal. Air yang tampak tenang ternyata memiliki arus deras di bagian dalam.
Salah satu temannya, Ryhan, segera meminta bantuan kepada petugas pengairan setempat. Petugas tiba sekitar pukul 10.23 WIB, tetapi ketika ditemukan, Kaffa sudah dalam kondisi meninggal dunia. Jasadnya kemudian dievakuasi ke daratan.
Tim dari Polsek Cigasong, Babinsa, serta Inafis Polres Majalengka langsung turun ke lokasi dan melakukan pemeriksaan awal. Hasilnya, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian ini murni akibat kecelakaan.
Peristiwa ini menjadi peringatan bagi masyarakat, khususnya orang tua, untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak saat bermain di lingkungan terbuka, terutama di area yang berisiko seperti sungai dan bendungan. Terlebih lagi, di musim kemarau, permukaan air sering terlihat tenang, namun di bagian dalam bisa memiliki arus yang cukup deras.
Pihak keluarga, yang diwakili oleh orang tua korban bernama Iman (55 tahun), menyatakan menerima kejadian ini sebagai musibah dan menolak dilakukan autopsi. Surat pernyataan resmi telah ditandatangani bersama pihak desa.
Berikut adalah kronologi lengkap detik-detik kejadian di Bendungan Sangraja:
- Pagi hari sekitar pukul 09.00 WIB, Kaffa berpamitan kepada orang tuanya untuk bermain bersama beberapa temannya. Tujuan mereka adalah bendungan yang berjarak cukup jauh dari rumahnya di Bumi Cikal Asih.
- Sekitar pukul 09.50 WIB, rombongan anak-anak itu tiba di Bendungan Sangraja. Mereka langsung bermain di area yang dangkal sambil mencari udang dan kerang, kegiatan yang biasa dilakukan anak-anak setempat.
- Pada pukul 10.00 WIB, korban berpindah ke bagian sungai yang lebih dalam. Diduga karena licin dan arus yang tidak terlihat deras dari permukaan, Kaffa terpeleset dan langsung terseret ke tengah aliran sungai.
- Teman-temannya sempat panik dan mencoba memberikan pertolongan. Salah satu dari mereka, Ryhan, kemudian berlari mencari bantuan ke petugas unit pengairan setempat.
- Petugas datang sekitar pukul 10.23 WIB. Sayangnya, ketika ditemukan, Kaffa sudah dalam keadaan meninggal dunia. Jasadnya kemudian dievakuasi ke daratan.
- Tak lama berselang, petugas gabungan dari Polsek Cigasong, Babinsa Kelurahan Cigasong, dan Tim Inafis Polres Majalengka tiba di lokasi untuk melakukan pemeriksaan. Tidak ada tanda-tanda kekerasan yang ditemukan pada tubuh korban.
- Keluarga korban menyatakan ikhlas dan menolak dilakukan autopsi. Mereka menganggap kejadian ini sebagai musibah. Surat pernyataan pun dibuat dan ditandatangani oleh pihak keluarga serta diketahui Kepala Desa setempat.
Aparat mengimbau agar masyarakat lebih waspada terhadap aktivitas anak-anak di sekitar bendungan maupun aliran sungai, terutama di musim kemarau yang kerap di permukaan air terlihat tenang namun dalam.